Kaos Rezeki
Dalam pandangan Islam, orang yang bekerja demi menjaga kehormatan, ketenangan, dan kemajuan keluarga mendapatkan kedudukan yang mulia. Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa ketika baru pulang dari perang Tabuk, Rasulullah ditemui Sa`ad al-Anshari dan dia menjabat tangan Nabi. Rasulullah bertanya, "Apa yang terjadi dengan tanganmu ?" Sa`ad menjawab, "Wahai Rasulullah. Aku menggunakan seutas tali dan sekop untuk menafkahi keluargaku (sehingga tanganku tebal dan kasar)." Rasulullah pun mencium tangan Sa`ad (sebagai penghormatan) seraya berkata, "Tangan ini tidak pernah disentuh api (neraka)."

Dalam Islam, bekerja dikategorikan sebagai ibadah (ghoiru mahdhah). Allah SWT. berfirman, 

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
"Jika telah ditunaikan sembahyang, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. Al-Jumua :10)

Selain anjuran mencari rezeki, ayat ini pun berisi anjuran agar banyak mengingat Allah. Ini suatu isyarat agar umat Islam hati-hati dalam mencarinya.

Islam mengajarkan umatnya agar mencari rezeki yang halal. Halal dalam arti ketika mencarinya tidak menyimpang dari aturan Islam. Berbuat curang dalam timbangan, menipu, dan merampas hak orang lain, tidak dibenarkan Islam. Kerakusan dalam harta dan kekikiran dalam mengeluarkan harta menyebabkan orang berbuat curang Karena semua itu langkah-langkah setan, umat Islam perlu menjauhinya.

0 komentar Blogger 0 Facebook

Posting Komentar

Untuk komentar, pertanyaan, atau testimoni silakan sampaikan disini. Anda juga bisa chat bersama kami di menu yang terdapat pada sudut kanan bawah. Terima kasih atas kunjungan Anda.

 
Distro Bukhari Muslim © 2014. All Rights Reserved. - Sitemap.
Top